2.7. Imbalan,
Hukuman dan Disiplin
2.7.1. Imbalan
Imbalan adalah sejumlah uang maupun pemberian yang bertujuan untuk memotivasi karyawan. Dikatakan begitu adalah karena secara tidak langsung para karyawan akan melakukan hal dengan baik untuk mendapatkan sesuatu yang sudah direncanakan oleh Perusahaan. Misalnya apabila Profit perusahaan mencapai 70 juta perbulan maka para karyawan akan diberikan gaji tambahan 500ribu. Hal ini tentunya akan membuat para karyawan lebih bersemangat dalam bekerja. Sebagai timbal balik, Produktivitas yang meningkat pada akhirnya dapat membantu Perusahaan untuk mencapai targetnya.
Imbalan adalah sejumlah uang maupun pemberian yang bertujuan untuk memotivasi karyawan. Dikatakan begitu adalah karena secara tidak langsung para karyawan akan melakukan hal dengan baik untuk mendapatkan sesuatu yang sudah direncanakan oleh Perusahaan. Misalnya apabila Profit perusahaan mencapai 70 juta perbulan maka para karyawan akan diberikan gaji tambahan 500ribu. Hal ini tentunya akan membuat para karyawan lebih bersemangat dalam bekerja. Sebagai timbal balik, Produktivitas yang meningkat pada akhirnya dapat membantu Perusahaan untuk mencapai targetnya.
Adapun Menurut Notoatmodjo (1998:67),
tujuan dari kebijakan pemberian imbalan meliputi :
- Menghargai prestasi karyawan
- Menjamin keadilan gaji karyawan
- Mempertahankan karyawan
- Memperoleh karyawan yang bermutu
- Pengendalian biaya
- Memenuhi perauturan-peraturan
- Menghargai prestasi karyawan
- Menjamin keadilan gaji karyawan
- Mempertahankan karyawan
- Memperoleh karyawan yang bermutu
- Pengendalian biaya
- Memenuhi perauturan-peraturan
Dilihat dari jenisnya, Imbalan menurut
Gitosudarmo (1997:227) terbagi menjadi dua;
1. Imbalan Intrinsik = Imbalan yang berkaitan dengan pekerjaan sendiri dan berasal dari kemauan
pribadi, misalnya reward prestasi.
2. Imbalan Ekstrinsik = Imbalan yang sifatnya hanya sebagai pemuas / pelengkap untuk mendukung si
Pekerja, misalnya Jaminan sosial, persahabatan.
1. Imbalan Intrinsik = Imbalan yang berkaitan dengan pekerjaan sendiri dan berasal dari kemauan
pribadi, misalnya reward prestasi.
2. Imbalan Ekstrinsik = Imbalan yang sifatnya hanya sebagai pemuas / pelengkap untuk mendukung si
Pekerja, misalnya Jaminan sosial, persahabatan.
2.7.2. Hukuman
Setelah mempelajari tentang
Imbalan untuk memotivasi, setali tiga uang bahwa Hukuman (punishment) juga
memberikan efek yang hampir sama. Dikatakan seperti itu karena seseorang akan
termotivasi untuk menghindari sesuatu yang dilarang oleh Perusahaan guna
“melarikan diri” dari hal buruk yang akan terjadi.
Hukuman mengacu pada perilaku bila segera diikuti oleh presentasi atau oleh pencabutan atau penghentian rangsangan yang menurunkan tingkat perilaku dimasa depan (Azrin dan Holz, 1966). Dengan harapan, agar orang yang bersangkutan tidak melakukan sesuatu yang tidak diharapkan. Sebagai contoh, ketika terdapat sebuah peraturan bahwa Apabila karyawan terlambat maka gajinya akan dipotong, tentunya si karyawan ini yang khawatir mendapat potongan di gaji nya tersebut maka akan termotivasi untuk datang tepat waktu. Hal inilah yang juga mendorong meningkatnya Produktivitas.
Hukuman mengacu pada perilaku bila segera diikuti oleh presentasi atau oleh pencabutan atau penghentian rangsangan yang menurunkan tingkat perilaku dimasa depan (Azrin dan Holz, 1966). Dengan harapan, agar orang yang bersangkutan tidak melakukan sesuatu yang tidak diharapkan. Sebagai contoh, ketika terdapat sebuah peraturan bahwa Apabila karyawan terlambat maka gajinya akan dipotong, tentunya si karyawan ini yang khawatir mendapat potongan di gaji nya tersebut maka akan termotivasi untuk datang tepat waktu. Hal inilah yang juga mendorong meningkatnya Produktivitas.
Hukuman(punishment) adalah sebuah
cara untuk mengarahkan sebuah tingkah laku agar sesuai dengan tingkah laku yang
berlaku secara umum. Dalam hal ini, hukuman diberikan ketika sebuah tingkah
laku yang tidak diharapkan ditampilkan oleh orang yang bersangkutan atau orang
yang bersangkutan tidak memberikan respon atau tidak menampilkan sebuah tingkah
laku yang diharapkan.
Tujuan yang diharapakan antara lain; Menciptakan kedisiplinan, Mengurangi sikap buruk dan Citra perusahaan akan membaik. Namun tentunya hukuman inipun harus jelas dan masuk akal serta sudah disepakati bersama. Dalam pembuatan hukuman ini pun ada beberapa hal yang diperhatikan. Baik dari segi Penentuan waktu penerapan hukuman, Intensitas tentang besar kecil nya hukuman dan sesuai tidaknya dengan tingkat kesalahan, kejelasan alasan pemberian hukuman, tidak bersifat pribadi(subjektif) dan terjadwal hukumannya.
Adapun 3 fungsi Penting dari hukuman tersebut antara lain;
a. Membatasi Perilaku.
b. Mendidik.
c. Memotivasi untuk menghindari sesuatu yang tidak diharapkan.
Tujuan yang diharapakan antara lain; Menciptakan kedisiplinan, Mengurangi sikap buruk dan Citra perusahaan akan membaik. Namun tentunya hukuman inipun harus jelas dan masuk akal serta sudah disepakati bersama. Dalam pembuatan hukuman ini pun ada beberapa hal yang diperhatikan. Baik dari segi Penentuan waktu penerapan hukuman, Intensitas tentang besar kecil nya hukuman dan sesuai tidaknya dengan tingkat kesalahan, kejelasan alasan pemberian hukuman, tidak bersifat pribadi(subjektif) dan terjadwal hukumannya.
Adapun 3 fungsi Penting dari hukuman tersebut antara lain;
a. Membatasi Perilaku.
b. Mendidik.
c. Memotivasi untuk menghindari sesuatu yang tidak diharapkan.
2.7.3. Disiplin
Disiplin berasal dari bahas latin yaitu “Disciplina”
yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian serta
pengembangan sikap. Dalam buku Wawasan Kerja Aparatur Negara disebutkan bahwa
yang dimaksud dengan disiplin adalah :
“Sikap mental yang tercermin dalam perbuatan,
tingkah laku perorangan, kelompok atau masyarakat berupa kepatuhan atau ketaatan
terhadap peraturan-peraturan yang ditetapkan Pemerintah atau etik, norma serta
kaidah yang berlaku dalam masyarakat”.
Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa disiplin adalah sebuah faktor penting dan juga penentu berhasil tidaknya perusahaan. Disiplin ini terlahir bisa dari hal positif seperti imbalan dan bisa juga dari hal negatif seperti hukuman.
Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa disiplin adalah sebuah faktor penting dan juga penentu berhasil tidaknya perusahaan. Disiplin ini terlahir bisa dari hal positif seperti imbalan dan bisa juga dari hal negatif seperti hukuman.
Menurut
seorang pakar bernama I.S. Levine ,ukuran tingkat disiplin pegawai adalah
sebagai berikut :
“Apabila pegawai datang dengan
teratur dan tepat waktu, apabila mereka berpakaian serba baik dan tepat pada
pekerjaannya, apabila mereka mempergunakan bahan-bahan dan perlengkapan dengan
hati-hati, apabila menghasilkan jumlah dan cara kerja yang ditentukan oleh
kantor atau perusahaan, dan selesai pada waktunya.”
Apabila diuraikan, ukuran tingkat kedisiplinan karyawan menjadi;
1. Kepatuhan terhadap jam-jam kerja, atasan, serta pada peraturan dan tata tertib yang berlaku.
2. Berpakaian yang baik pada tempat kerja dan menggunakan tanda pengenal instansi.
3. Menggunakan dan memelihara bahan-bahan dan alat-alat perlengkapan kantor dengan hati-hati.
4. Bekerja dengan mengikuti cara-cara bekerja yang telah ditentukan.
Apabila diuraikan, ukuran tingkat kedisiplinan karyawan menjadi;
1. Kepatuhan terhadap jam-jam kerja, atasan, serta pada peraturan dan tata tertib yang berlaku.
2. Berpakaian yang baik pada tempat kerja dan menggunakan tanda pengenal instansi.
3. Menggunakan dan memelihara bahan-bahan dan alat-alat perlengkapan kantor dengan hati-hati.
4. Bekerja dengan mengikuti cara-cara bekerja yang telah ditentukan.
Adapun
menutut Alex S. Nitisemito, kedisiplinan lebih dapat
diartikan suatu sikap atau perilaku dan perbuatan yang sesuai dengan
peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan atau instansi yang
bersangkutan baik secara tertulis maupun tidak tertulis.
Dari pendapat beberapa ahli
dapat disimpulkan disiplin kerja adalah suatu usaha dari manajemen organisasi
perusahaan untuk menerapkan atau menjalankan peraturan ataupun ketentuan yang
harus dipatuhi oleh setiap karyawan tanpa terkecuali.
Disiplin kerja menurut T. Hani
Handoko (1994:208) terbagi 3 yaitu:
1. Displin Preventi f
Bertujuan untuk mendorong para karyawan agar mengikuti peraturan yang ada dan menghindari
penyelewengan.
2. Disiplin Korektif
Bertujuan untuk menangani pelanggaran terhadap aturan-aturan yang mencoba untuk menghindari
pelanggaran-pelanggaran lebih lanjut. (bisa berupa hukuman)
3. Disiplin Progresif
Berupa hukuman-hukuman yang lebih berat terhadap pelanggaran-pelanggaran yang berulang.
1. Displin Preventi f
Bertujuan untuk mendorong para karyawan agar mengikuti peraturan yang ada dan menghindari
penyelewengan.
2. Disiplin Korektif
Bertujuan untuk menangani pelanggaran terhadap aturan-aturan yang mencoba untuk menghindari
pelanggaran-pelanggaran lebih lanjut. (bisa berupa hukuman)
3. Disiplin Progresif
Berupa hukuman-hukuman yang lebih berat terhadap pelanggaran-pelanggaran yang berulang.
Selain itu, ada pula beberapa hal yang
dapat menunjang keberhasilan dalam pendisiplinan karyawan menurut Alex
S. Nitisemito (1984:119-123), antara lain;
a. Ancaman (dengan tujuan mendidik)
b. Kesejahteraan (pekerja pun harus diperhatikan kesejahteraannya)
c. Ketegasan (jangan sampai terulang lagi)
d. Partisipasi (ada kesepakatan bersama)
e. Tujuan dan Kemampuan (sesuai kemampuan karyawan dan mencapai tujuan bersama)
f. Keteladanan Pimpinan (pimpinan juga memberikan contoh)
a. Ancaman (dengan tujuan mendidik)
b. Kesejahteraan (pekerja pun harus diperhatikan kesejahteraannya)
c. Ketegasan (jangan sampai terulang lagi)
d. Partisipasi (ada kesepakatan bersama)
e. Tujuan dan Kemampuan (sesuai kemampuan karyawan dan mencapai tujuan bersama)
f. Keteladanan Pimpinan (pimpinan juga memberikan contoh)
Untuk
membentuk sebuah pola kedisiplinan tersebut, juga diperlukan penerapan
rambu-rambu penting. Yaitu :
1. Disiplin Harus Ditegakkan Saat itu juga. (tanpa menunda)
2. Disiplin Harus Didahului Peringatan diawal. (karyawan harus tahu lebih dulu peraturannya)
3. Konsisten Konsisten . (tidak ada pilih kasih)
4. Disiplin Harus Impersonal. (jangan diiringi kemarahan ataupun emosi)
5. Disiplin Harus Setimpal. (besar kecilnya hukuman harus seimbang dengan kesalahan yang dilakukan)
1. Disiplin Harus Ditegakkan Saat itu juga. (tanpa menunda)
2. Disiplin Harus Didahului Peringatan diawal. (karyawan harus tahu lebih dulu peraturannya)
3. Konsisten Konsisten . (tidak ada pilih kasih)
4. Disiplin Harus Impersonal. (jangan diiringi kemarahan ataupun emosi)
5. Disiplin Harus Setimpal. (besar kecilnya hukuman harus seimbang dengan kesalahan yang dilakukan)
DAFTAR PUSTAKA
1. Suwarto FX, Perilaku
Keorganisasian, Universitas Atmajaya, Yogyakarta, 1999.
2. Stoner, James A.F
dkk, Manajemen jilid II, Edisi bahasa Indonesia, PT Indeks Gramedia Group,
1996.
3. https://mazhendy.wordpress.com/2013/10/03/sadar-disiplin-sebagai-budaya-kerja/
disiplin atau hukuman.
BalasHapusPerkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
Jika ya, silahkan kunjungi website ini www.kumpulbagi.com untuk info selengkapnya.
Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)