welcome


widget

Selasa, 07 Maret 2017

Padahal Bukan Saudara Sedarah


_Padahal Bukan Saudara Sedarah_
Ceritanya tadi malam sebelum pulang dari rumah mertua, suami nenteng celengan dengan ukuran lumayan berbentuk kura-kura..
Dikarenakan ngantuk, alhasil akupun tak bertanya apa2 soal celengan itu :3
Sesampainya dirumah, dia bercerita asal muasal celengan itu sembari mengetok palu untuk memecahkan celengan..
"Celengan ini harganya **rb, Sebelum nikah, abang ngisi celengan ini sedikit demi sedikit dari sisa-sisa uang belanja, sisa temuan di kantong, sisa beli bensin, dan lain-lain"
"Ga nyangka hasilnya lumayan juga. Dulu pernah punya celengan yang isinya lebih banyak,tapi ilang diambil orang. Cuma itu gamau bikin abang kapok buat nabung di celengan. Malah bagus nabung di celengan, ga riba."
"Dan sekarang abang mau pecahin buat keperluan setelah nikah, selain itu juga abang tekad nabung di celengan lagi tapi di galon, karena abang gamau ada patung makhluk bernyawa lagi di dalem rumah. Denger di hadist, kalau ada patung makhluk bernyawa di dalem rumah, nanti malaikat gamau masuk."
.
Hmm.. Diluar konten soal celengan,
Ada hal lain yang saya fikirkan..
Inilah suami. Dia bukan orang yang punya hubungan darah dengan kita.
Sebelum nikah, dia tidak pernah punya hutang budi ke kita.
Tapi, ketika dia berubah status dari lajang menjadi menikah..
Kesehatan istri, Kecukupan sandang pangan papan jadi tanggung jawabnya.
Kita ngelakuin kesalahan, dia ga ngingetin, dia dosa.
Kita salah, diingetin, kadang jawabannya suka bawelan kita. :D
Alhasil karakter asli laki-laki (cuek) harus dia lawan setelah menikah.
.
Ga heran kalau istri di perintahkan ta'at (selagi masi di jalan kebaikan)..
Karena sudah kewajiban membalas pengorbanan waktu tenaga fikiran yang telah suami korbankan :)
*mecahin celengan sampai ga berbentuk binatang sama sekali*
#SemangatParaSuami
#PengalamanPribadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Translate