welcome


widget

Rabu, 08 Maret 2017

Bersyukur

Rabu, 8 Maret 2017

Hari ini aku seakan Allah kembalikan pada masa awal pernikahanku.
Setiap untaian pesan mu hari ini, mengingatkan ku membali akan tujuan pernikahan kita.
Apa itu? Ibadah.
Ya! Ibadah.

Bisikan "ana uhibbukum fillah", seakan menggetarkan hatiku bahwa aku ingin melalui mahligai ini, MURNI sepenuhnya untuk mendekatkan diriku, dirimu, dan keluarga kita kepada Allah.

Pesan
"Tak perlu memikirkan apa yang tak harus difikirkan"
Seakan menjadi teka-teki tersendiri sebagai jawaban dari apa yang akan kuhadapi.
Pesan
"Jadilah pendamping yang terus senantiasa mengingatkan aku, mendekatkan aku kepada Allah"
Seakan menjadi panah yang menghujam diriku sebab belum maksimal menjadi alarm mu menuju surga-Nya.

Pesan
"Ku titip anak ku yang ada dalam rahim mu, sebab engkau adalah madrasah utama bagi anak-anakku"
Cukup. Cukup membuatku MALU betapa belum maksimalnya aku mengisi hari untuk menjadi madrasah utama.

Pesan
"Bantu bimbing anak-anak kita, agar dapat menjadi  penerus dakwah islam selanjutnya"
Seakan menjadi PR besar untukku yang harus belajar agar mampu menjadi pembimbing dan menjadi contoh mulia  untuk mereka. Tak hanya saat mereka lahir, namun di kehamilan ku.

Pesan
"Semoga anak kita menjadi seperti sosok  yang tegas seperti umar, lembut seperti abu bakar, pintar seperti ali atau kaya seperti utsman".
Seakan menjadi PR besar selanjutnya untukku agar belajar tentang sejarah mereka dan belajar bagaimana menjadikan anak-anakku semulia mereka.

Ya Rabbi..  Tak tahu apa mungkin aku bisa menjadi ibu yang baik..  Menjadi istri yang baik.. Menjadi contoh yang baik..

Dosa ku begitu banyak.
Begitu sering ku lalaikan kewajiban ku sebagai hamba-Mu.
Begitu sering kuabaikan waktu untuk bermesraan dengan-Mu.
Bahkan hafalan ku tak banyak. Aku masih sungguh jauh dari sosok para hafidzah dan wanita solehah yang lain..

Hanya karena engkau lah..  Hanya karena sayangMu padaku, banyak yang tak tahu..
Betapa bau busuknya aku sebab dosa yang ku miliki.

Tapi aku yakin.. Sebagaimana kisah Fudhail bin Iyadh..
Tak pernah kau tutup pintu taubat dan pintu untuk menjadi hamba yang lebih mulia.
Ridhoi aku, suamiku, anak-anakku, dan semua keluargaku..  Untuk senantiasa memperbaiki diri dan mendekatkan diri pada-Mu.
Menjadi pembela agama mu..
Aamiin ya Allah ya Robbal alamiin..

Syukurku pada Rabb...
Yang menghadirkan suamiku sebagai perantara aku mendekatkan diri pada-Mu..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Translate