CERPEN
Judul : Yang Biasa
dan Tak Biasa (?)
Siang ini matahari sedang sangat
bersahabat. Udara sejuk walau terik. Angin seakan melambai mengiringi kesibukan
banyak insane di perkotaan. Langit di Kota Depok inipun terasa sangat
bersahabat. Kini aku siap berangkat menuju kampus. Ku isi berbagai buku di
tasku sebagai amunisi terbaik. Tak lupa kuucap bismillah sebelum melangkah.
Seperti biasa, aku melewati rel
kereta menuju tempat kuliah. Namun yang tak biasa adalah pemandangan yang
kulihat siang ini dikala menunggu pembatas kereta terangkat. Seorang laki-laki
disebrang rel sana keluar dari warung tegal membawa sebuah bungkus nasi sambil
berlari dan menghampiri seorang pemulung cilik. Dengan begitu senang si anak
menerimanya sambil menyalimi tangan laki-laki tersebut. Aku pun bergumam dalam
hati “MasyaAllah baiknya orang itu..”.
Sekilas memang sederhana tapi tak
biasa. Membantu orang lain yang tidak kita kenal. Pintu pembatas rel pun kini
terangkat menandakan waktunya aku melanjutkan perjalanan. Seperti biasa, di
Margonda tepatnya didepan kampus D Gunadarma berjejerlah belasan tameng
yang rutin menghadang perjalananku. Apa
itu? Pasti hampir semua pengendara yang melalui jalan itu tak asing dengannya.
D11 dan 112 adalah tulisan yang biasa bertengger di kacanya. Dalam hal ini aku
lebih suka menggunakan kata “oknum”. Karena aku yakin tidak semua nya seperti
itu.
Klakson panjang mengiringi
kendaraan yang ingin tameng tersebut terbuka. Bayangkan saja jalan yang
seharusnya bisa dilalui 4 mobil malah dikuasai wilayahnya untuk ngetem 3 mobil
mereka. Sebenarnya hal ini adalah pemandangan yang biasa dan taka sing. Namun,
yang membuatnya tak biasa adalah kejadian ini ku kaitkan dengan kejadian di rel
beberapa menit sebelumnya.
Disaat ada orang yang gemar
menolong orang lain walau ia tidak mengenal orang itu, disisi lain ada orang
yang malah asyik menghalangi jalan orang lain yang dikenal maupun tidak
dikenalnya. Mengatasnamakan kejar setoran lalu merasa merdeka dengan mengambil
hak orang lain. Tidakkah “oknum” tersebut ingat tentang rumus keberkahan dan
pertolongan sang pencipta?
Keberkahan bisa saja terwujud
sekalipun uang yang disetorkan tidak banyak. Disaat..
Allah beri kita kesehatan sehingga tak perlu sepeserpun uang kita keluar untuk pengobatan.
Allah beri kita penjagaan harta sehingga tidak ada barang kita yang hilang.
Allah beri kita anak yang soleh solehah sehingga tak perlu kita marah akibat ulahnya.
Allah beri kita ketenangan hati.
Bahkan mungkin juga keberkahan itu datang ketika si pengemudi tameng itu tak menghalangi laju pengendara lain namun 2 orang penumpang yang ia dapatkan dengan cara benar memberikan bayaran 5x lipat dari yang seharusnya.
Allah beri kita kesehatan sehingga tak perlu sepeserpun uang kita keluar untuk pengobatan.
Allah beri kita penjagaan harta sehingga tidak ada barang kita yang hilang.
Allah beri kita anak yang soleh solehah sehingga tak perlu kita marah akibat ulahnya.
Allah beri kita ketenangan hati.
Bahkan mungkin juga keberkahan itu datang ketika si pengemudi tameng itu tak menghalangi laju pengendara lain namun 2 orang penumpang yang ia dapatkan dengan cara benar memberikan bayaran 5x lipat dari yang seharusnya.
Bukankah tidak ada yang tidak mungkin jika Allah berkehendak??
Kumohon wahai
para pengendara tameng.. Bantulah kami untuk menyelesaikan urusan kami..
Minimal dengan tidak menutupi jalan demi mengejar setoran..
Minimal dengan tidak menutupi jalan demi mengejar setoran..
Dari
Abu Hurairah ra, Nabi SAW, bersabda: “Barang siapa yang melepaskan
satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu
kesusahan pada hari kiamat. Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang
lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Barang siapa yang menutupi aib seorang
muslim, pasti Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah
senantiasa menolong hamba Nya selama hamba Nya itu suka menolong saudaranya”.
(HR. Muslim, lihat juga Kumpulan Hadits Arba’in An Nawawi hadits ke 36).